Rabu, 20 Februari 2008

Akhir kejayaan intelegent network

Intelligent Network (IN) secara sederhana merupakan inti dari infrastruktur telekomunikasi yang di operasikan oleh banyak operator telekomunikasi di Indonesia pada saat ini. Khususnya di dunia selular banyak bertumpu pada protokol SS7/IS-41/GSM MAP intelligent nodes.Teknik yang hampir sama juga berlaku untuk operator non-selular, seperti Telkom, Indosat & Satelindo.
Servis suara di 3G pada dasarnya sama dengan servis suara di ISDN. Handset digital selular pada dasarnya sebuah handset ISDN. Sialnya, ISDN pada kenyataannya tidak berhasil dengan baik untuk mendeploy servis suara yang baru maupun integrasi data / suara. Kita cukup beruntung dengan adanya 3G ternyata membuka kesempatan untuk uji coba teknologi Internet seperti Session Initiation Protocol (SIP) maupun menggunaan IP v6 (saat ini semua ISP komersial di Indonesia menggunakan IP v4 yang lebih tua). Ujicoba untuk integrasi SIP & IP v6 ke dalam 3G di lakukan dalam inisiatif 3GPP.
SIP adalah protokol inti dalam internet telephony ( http://www.iptel.org/ ) yang merupakan evolusi terkini dari Voice over Internet Protocol maupun Telephony over Internet Protocol yang banyak di perdebatkan oleh operator, pemerintah & DPR pada hari ini. Ironisnya, internet telephony akan menjadi tulang punggung utama infrastruktur telekomunikasi tidak lama lagi. Gilanya, teknologi internet telephony memungkinkan pembangun infrastruktur telekomunikasi rakyat secara swadaya masyarakat (tanpa Bank Dunia, IMF maupun ADB) bahkan mungkin tanpa kontrol pemerintah sama sekali kalau saja kreatifitas anak bangsa tidak di pasung.
Untuk teknologi 4G, setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.
Gila-nya dengan teknologi SIP yang berada di belakang 4G, nomor telepon +62 21 123 5678 hanya lah subset, bagian kecil daripada pengenalan / identifikasi telepon. Sebagian besar identifikasi / penomoran telepon akan dilakukan menggunakan URL seperti sip: o...@indo.net.id .... Dengan bertumpu pada URL, dunia menjadi lebih menarik karena kita tidak perlu lagi tergantung pada nomor telepon yang di kuasasi pemerintah cq. POSTEL untuk berkomunikasi internet telepon. Kalau kita cukup gila, sebetulnya dalam banyak hal kita dapat menyelenggarakan sendiri infrastruktur internet telephony tanpa perlu tergantung pada ijin / lisensi pemerintah tanpa melanggar hukum, dengan software yang dibuat sendiri tanpa mengeluarkan banyak devisa. Tak perlu lah kita mengeluarkan US$1000 / SST seperti yang di gembar gemborkan saat ini, jika saja kreatifitas anak bangsa tidak di matikan.
Semua teknologi yang di sebutkan di atas memang masih terus dalam pengembangan dan penyempurnaan. Ada beberapa organisasi Open Standar yang bertumpu pada Internet Engineering Task Force (IETF) http://www.ietf.org/ yang menjadi tulang punggung dibelakang semua kegiatan yang ada. Khususnya untuk internet telephony banyak di dorong oleh IPTel http://www.iptel.org/ dan SIP Forum http://www.sipforum.org/.
Menarik untuk di simak bahwa dengan teknologi 4G, praktis teknologi Intelligent Network (IN) yang pernah menjadi primadona infrastruktur telekomunikasi yang digunakan Telkom, Indosat, Satelindo dll menjadi kadaluarsa (obsolete). Bukan mustahil, tidak lama lagi (5-10 tahun lagi) habis sudah kejayaan infrastruktur telekomunikasi Telkom, Indosat dll yang banyak bertumpu pada teknologi yang berbasis pada berbagai standar ITU karena bersaing ketat dengan gerakan arus bawah yang menggunakan teknologi bawah tanah seperti SIP, MGCP, Megaco, RTP dll yang semua terbuka dan dapat di download secara gratis di Internet pada hari ini.

Tidak ada komentar: